Kuningan, UPMKNews -- Pendidikan menurut K.H Ahmad Dahlan merupakan ajaran atau didikan yang harus disampaikan kepada semua orang tanpa pernah memandang gender dan status. Pendidikan menurut K.H Hasyim Asy-'Ari beliau berpendapat bahwa pendidikan mampu merealisasikan apa yang dipelajari dengan mendekatkan diri dengan Alloh SWT. Maka dalam jiwa akan steril atau bersih dari hal yang berbau materialis.

Bapak pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara memiliki banyak pandangan mengenai pendidikan dari teori konvergensi sehingga tersusun dalam sistem Pendidikan Merdeka. Pendidikan Merdeka adalah proses pendidikan yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengatur diri tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya baik lahir maupun batin. Secara lahiriah siswa memperoleh kemandirian pendidikan melalui pedagogi, selain itu siswa menerima pendidikan yang membebaskan mereka secara spiritual. Pendidikan adalah upaya membina dan membimbing segala aspek humanisme peserta didik.

Pendidikan bukan hanya sekedar membuat anak pandai dalam segi akademik maupun non-akademik, akan tetapi pendidikan menjadi suatu wadah untuk menjadikan anak menemukan karakter dan kepribadiannya. Pendidikan bertugas untuk memberikan penjelasan dan langkah apa yang akan diambil ketika mereka menemukan personality nya. Dan pendidik atau guru memiliki tugas utama dalam mengarahkan dan membimbing agar anak atau peserta didik terbentuk karakteristik yang baik dan sesuai dengan jati diri mereka.

Mahasiswa KKN STKIP Muhammadiyah Kuningan ikut terjun secara langsung dalam mewujudkan salah satu tujuan pendidikan dari sekian banyaknya tujuan pendidikan dengan turut ikut andil membantu mengajar di Sekolah Dasar, PAUD, TK dan TPA. Seperti yang kita ketahui, Indonesia terkenal dengan kuantitas pendidikan non-formal seperti TPA atau Taman Pendidikan Al-Qur'an. SD Negeri Citapen sendiri telah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar di kelas 4-6, sedangkan untuk kelas 1 dan 2 sekolah masih menerapkan kebijakan Kurikulum 2013. 

Seiring dengan perkembangan zaman yaitu semakin meningkatnya kemajuan teknologi digital secara besar-besaran, banyak kalangan yang diberikan kemudahan dan mendapat pengaruh positif dalam keberadaannya. Namun selain dari pengaruh positif, teknologi terutama digital berupa handphone memberikan pengaruh negatif pada anak usia sekolah yang seharusnya belajar malah fokus bermain game hingga lupa pada kewajiban yang seharusnya ia laksanakan. Dalam mencegah pengaruh tersebut semakin melebar, maka masyarakat dan Aparat Desa Citapen menekankan kepada setiap orang tua untuk mendorong dan mendukung putra-putrinya untuk sekolah dan mengaji (TPA) yang dimulai dari sehabis pulang sekolah sampai pukul 11.00 wib untuk TK hingga kelas 1 SD, dan Ba’da Dzuhur sampai pukul 16.30 untuk kelas 3-6. Singkatnya pendidikan berpengaruh pada kemajuan suatu negara dan karakteristik serta spiritual yang mempengaruhi kualitas suatu bangsa, maka kita sebagai orang dewasa baik pendidik maupun orang tua wajib memperhatikan kepentingan pendidikan lebih dari apa pun. 

Penulis: Windi Maharani, Mahasiswa KKN Desa Citapen

Editor: Deliya (Jurnalis)